Akar Wangi sebagai Bahan Parfum

Ragam
29 Oktober 2010
Akar Wangi, Penghasil Minyak Atsiri
JIKA Anda pernah berkunjung ke Garut, mungkin tumbuhan ini tidaklah asing bagi Anda. Tumbuhan tersebut adalah akar wangi, yang dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini masih
satu keluarga dengan serai atau padi.

Akar wangi adalah bagian dari jenis tanaman minyak yang dapat disuling dan menghasilkan minyak atsiri serta merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia. Akar wangi memiliki pangsa pasar tingkat dunia dengan harga cukup menawan.

Akar wangi merupakan rumput menahun yang membentuk rumpun besar, padat dengan arah tumbuh tegak lurus, kompak, beraroma, bercabang-cabang, memiliki rimpang dan sistem akar serabut yang dalam.

Rumpun tumbuh hingga mencapai tinggi 1-1,5 m, serta berdiameter 2-8 mm. Daun berbentuk pipih dengan bangun garis, kaku, serta panjang 30-75 cm dan lebar 4-10 mm. Permukaan bawah daun licin.

Perbungaannya dengan sistem malai (tandan majemuk) terminal, panjangnya mencapai 15-40 cm, tersusun atas 6-10 lingkaran hingga 20 lingkaran yang lebih ramping. Setiap tandan memiliki panjang mencapai 10 cm, ruas yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk benang, namun di bagian apeksnya tampak menebal.

Biasanya Akar Wangi (vetiveria zizanioides) tumbuh secara alami di tempat-tempat berpayau di utara India, Bangladesh, Myanmar dan kemungkinan dapat tumbuh secara alami di banyak tempat di kawasan Asia Tenggara. Vetiveria ini telah dibudidayakan di India selama berabad-abad dan saat ini tumbuh di seluruh daerah tropis dan banyak tempat di daerah subtropis.

Sedangkan habitat akar wangi dapat tumbuh baik pada kondisi lingkungan sangat basah atau sangat kering, dengan curah hujan tahunan berkisar pada 1.000-2.000 mm. Rata-rata suhu maksimum yang mendukung pertumbuhannya adalah pada rentang 25-35°„C, tetapi suhu absolut maksimumnya dapat mencapai 45°„C.
Tanah Tandus Vetiveria zizanioides tetap dapat tumbuh pada kondisi tanah tandus dan pada tipe tanah yang beragam. Vetiveria zizanioides dewasa dapat tumbuh pada tanah yang mengandung garam. Meskipun telah mengalami kebakaran, terinjak-injak, ataupun habis karena dimakan hewan, jenis rumput ini masih dapat tetap tumbuh.

Untuk budidayanya, rumput wangi dapat diperbanyak secara vegetatif dengan memecah rumpun yang terdiri dari satu atau beberapa tunas berukuran 15-20 cm dan meliputi beberapa bagian akar.

Dan untuk pemanenannya dapat dilakukan setelah tanaman berumur 8 bulan, namun untuk memperoleh jumlah akar yang maksimum dan mutu minyak yang tinggi, maka pemanenan sebaiknya dilakukan setelah tanaman mencapai umur 14 bulan ®C 16 bulan. Jika terlalu tua maka kandungan minyak atsiri akan mulai menurun.

Di daerah Garut, minyak akar wangi merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang sangat potensial untuk dikembangkan, sehingga saat ini banyak warga setempat mengembangkan usaha ini. Minyak akar wangi ini memiliki aroma yang lembut dan halus, yang disebabkan oleh senyawa kimia disebut Vetiverol.

Minyak akar wangi secara luas digunakan untuk pembuatan parfum, bahan kosmetik, pewangi sabun, dan obat©\obatan serta memberikan bau yang menyenangkan serta dapat tahan lama, sekaligus berfungsi sebagai pengikat, karena mempunyai daya fiksasi yang cukup kuat.

Sebagai salah satu bahan dasar untuk pembuatan parfum dan kosmetika lain, pemasaran minyak akarwangi sampai saat ini tidak mengalami hambatan berarti. Produksi minyak akarwangi Garut sesuai dengan kapasitas yang dimiliki, semuanya terserap pasar dengan harga memadai.

Sampai saat ini sesuai data yang ada, pasar luar negeri yang menyerap produk Minyak Akarwangi Garut adalah para pengusaha dari kawasan Asia, Eropa dan Amerika khususnya negara-negara seperti Singapura, India, Jepang, Hongkong, Inggris, Belanda, Jerman, Italia, Swiss, dan Amerika Serikat.
Peluang Ekspor Peluang ekspor untuk pemasaran minyak akarwangi yang juga masih cukup terbuka, khususnya ekspor untuk kawasan Asia Selatan dan Asia Timur, Eropa Timur dan Amerika Selatan. Apalagi jika diingat bahwa jumlah produsen atau negara pesaing di pasaran internasional masih sangat terbatas.

Selain untuk sumber wangi-wangian, ternyata akarwangi juga dapat berkhasiat sebagai penangkal serangga. Di selatan India, secara tradisional, rumput Vetiver ditanam di sepanjang jalur tertentu sebagai batas permanen antarlahan.

Sedangkan di Jawa, rumput Vetiver ditanam pada tempat-tempat miring. Kemampuan rumput Vetiver sebagai pengontrol erosi, dikenal sejak tahun 1980-an. Di Jawa Tengah, penanaman kombinasi rumput Vetiver, rumput Gajah, pohon Sengon dan Kara Benguk, dapat mengendalikan erosi, stabilitas lereng dan memacu perkembangan sifat fisik tanah bekas letusan gunung berapi di Gunung Merapi.

Bahkan, akar wangi pun dapat berkhasiat sebagai obat, akar wangi memiliki khasiat diaforetik. Dapat digunakan untuk mengobati bau mulut (obat kumur) dan juga rematik (obat luar). Cara membuatnya pun cukup mudah. Yaitu, ambillah akar wangi beberapa potong, daun sirih segar 2 lembar, pegagan segar 1 genggam dan buah kapulaga 6 butir, haluskan dan campurkan semua bahan tadi dengan diberi air.

Cara pemakaiannya, untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.(Dela Sulistyawan, dari berbagai sumber-12)
Sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/10/29/128376/15/Akar-Wangi-Penghasil-Minyak-Atsiri